Winter 2015

Perang antara Terran (penduduk Bumi) dan Kekaisaran Vers Mars telah berakhir, memungkinkan umat manusia menikmati kedamaian. Namun, sembilan belas bulan kemudian, sang putri Vers membuat deklarasi publik yang mengejutkan: “Terran adalah ras bodoh yang rakus sumber daya, merusak alam, dan hanya mengejar kesenangan.” Maka, untuk melindungi Bumi yang berharga, ia memanggil para kesatrianya untuk mengangkat senjata, dan pertempuran sengit antara dua peradaban itu kembali berkobar.

Slaine Troyard telah menemukan tempat di antara bangsa Mars, memberi Bumi sedikit jeda dari perang melawan Kekaisaran Vers. Namun, resolusi damai tampaknya tidak mungkin terjadi. Berbagai orang yang berjuang mati-matian untuk bertahan hidup di masa lalu kini menemukan diri mereka di tengah konflik berdarah dan kacau balau lainnya, konflik yang akan selamanya mengubah nasib umat manusia.

Setelah kematian, sebagian besar manusia akan menuju Surga atau Neraka. Namun, bagi beberapa orang terpilih, kematian justru membawa mereka ke Quindecim—sebuah bar misterius yang hanya bisa dimasuki oleh pasangan orang yang meninggal di waktu yang sama. Di sana, mereka disambut oleh sosok enigmatis bernama Decim, yang juga bertindak sebagai arbiter (penilai). Ia menjatuhkan keputusan terhadap nasib jiwa-jiwa yang datang ke Quindecim melalui serangkaian permainan yang menguji batas hidup dan mati.

Dari permainan dart, bowling, hingga pertarungan, sifat asli setiap tamu perlahan terungkap saat mereka mempertaruhkan jiwa mereka. Meskipun metode Decim tak pernah berubah, kemunculan tiba-tiba seorang gadis berambut hitam yang kehilangan ingatan membuatnya mulai mempertanyakan keputusan-keputusannya sendiri.

Ken Kaneki akhirnya menerima sisi mengerikan dari dirinya, bagian pemakan daging yang selama ini ia takuti dan benci. Setelah berhasil melarikan diri dari penangkapan dan penyiksaan, Kaneki bergabung dengan Aogiri Tree—organisasi ghoul militan yang menculiknya, membuat teman-temannya mempertanyakan motif dan kesetiaan sebenarnya.

Seiring meningkatnya ketegangan antara pemerintah dan para ghoul, Komisi Penanggulangan Ghoul (CCG), agen anti-ghoul khusus pemerintah, telah mengintensifkan upaya mereka untuk sepenuhnya membersihkan Tokyo dari ghoul. Hal ini mengancam kedamaian sementara bagi teman-teman dan mantan rekan Kaneki—para ghoul di kedai kopi Anteiku.

Sadar akan situasi berbahaya ini, Kaneki menghadapi beberapa pertempuran yang mempertaruhkan kemanusiaannya yang berharga dan singkat.